Bagaimana Melewati Masa Sulit ini ?

Senin, 28 Oktober 2013 3 comments
Ujian adalah sunnatullah. Setiap orang pasti diuji dalam hidupnya. Yang membedakannya adalah kadar ujian itu. Ada slogan yang baik berhubungan dengan ujian ini, “Fokusnya bukan pada sebesar apa ujian itu tetapi bagaimana kita menanggapinya”. Memang benar dan memang harusnya seperti itu, idealnya.

Selama 21 tahun banyak ujian yang telah kulewati. Aku yang seperti sekarang ini tumbuh dewasa berkat ujian yang telah kulewati, tak terhitung. Dari ujian itu membentuk karakter dan visi akan kehidupan ini.

Ketika ayah sakit dan terkulai lemas di rumah sakit itu adalah masa-masa yang sangat menyedihkan, sampai akhirnya perjuangan ayah melawan sakitnya tak bisa dilanjutkan, beliau harus menghadap pencipta-Nya. Dan yang lebih berat lagi adalah sepeninggalnya beliau. Berat kehilalangan sesosok ayah teladan, yang selalu ada disamping ketika ada ujian berat menerpa. Yang selalu membuka tangannya lebar-lebar, yang selalu sabar mendengar keluh kesah anaknya, yang selalu mendukung, memberikan semangat dan segala upayanya agar sukses.

Setelah masa itu berlalu, muncullah masalah-masalah baru, di keluarga terutama. Mulai dari ibu yang ingin menikah lagi dengan calon yang kurang saya setujui sampai gonjang-ganjing keluarga bapa dengan keluarga mamah. Kalo dipikir2 semuanya begitu berat untuk dijalani.  Tapi hidup terus berlanjut dan masih banyak hal yang ingin kucapai.

Dan sekarang adalah masa yang paling berat, disaat studi saya mau berakhir ternyata Allah membuat rencana lain. Saya harus bersabar sejenak untuk bisa mendapatkan gelar A.Md dari kampus ini, sebut saja Polban. Pembimbing saya mengharuskan untuk ganti judul disaat-saat menjelang sidang. Belum pernah merasakan frustasi karena seperti itu. Tapi frustasi saja tidak akan menyelesaikan masalah. Tapi untuk bangkit itu ternyata sangat sulit, apalagi masalah lain ikut menyertai, memberikan warna tambahan, dan tentu saja menambah beban hidup ini.  

Ketika mencapai titik frustasi itu, pada akhirnya hanya Allahlah tempat mengadu, tempat meminta, tempat berlindung. Beliaulah yang akan memberikan jalan keluar terbaik dari segala permasalahan hidup ini.

Teringat firman Allah dalam Q.S Al-Baqarah ayat 153 :

 يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَ الصَّلاَةِ إِنَّ اللهَ مَعَ الصَّابِرِيْن

"Wahai orang-orang yang beriman ! Mohonlah pertolongan dengan sabar dan shalat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." 

Ayat ini memiliki makna yang mendalam, sebuah panduan, tolak ukur bagi orang-orang yang beriman agar mendapatkan pertolongannya, agar Allah selalu bersamanya, mendampingi hidupnya, diarahkanlah hidupnya. Tapi itu harus dibeli dengan sabar dan shalat. Inilah kesulitannya, banyak orang yang gagal karena tidak bisa konsisten disini. Sifat dasar manusia yang mengikuti hawa nafsunya akan sulit untuk direalisasikan, tetapi bagi siapa saja yang menginginkan kebahagiaan, inilah kuncinya.


Duhai Allah Yang Maha Tahu segala isi-isi hati ini, berikanlah kemudahan kepada hambamu yang dlo’if ini untuk bisa senantiasa di jalan-Mu, ketika hamba terlupa, terlena oleh nikmat dunia ini, terbuai oleh nafsu, ingatkanlah hamba, tunjukanlah kembali jalan-Mu ya Alllah. 

-asrama, 28-10-2013-

3 comments:

Posting Komentar

 

©Copyright 2011 Berbagi itu Indah | TNB